7PMNEWS.ID. SILIAN RAYA – Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) punya destinasi wisata alam yang anyar bagi wisatawan asing maupun lokal dengan menyajikan nuansa alam yang terletak di kaki Gunung Soputan.
Lokasi wisata alam Champing Ground Selet Gunung Soputan, yang berlokasi di Kecamatan Silian Raya, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) telah resmi dibuka, Rabu (30/04).
Champing Ground Selet Gunung Soputan, menyajikan wisata nuansa alam untuk dinikmati baik bersama keluarga maupun kerabat.
Didalamnya ada spot sunset, Bukit Selet, Home Stay bagi yang ingin menginap dan terlebih asik jika membawa tenda untuk champing yang sudah disediakan pengelola.
Champing Ground Selet Gunung Soputan dikelola oleh BumdesMa Kamang bersama Pemerintah Kecamatan Silian Raya, sejak dibuka untuk umum sangat diapresiasi oleh masyarakat.
Ketua BumbdesMa Kamang Paulus Ransun, S.Pi, didampingi Sekretaris Yunitha Sigar, Amd.Kep, Bendahara Yance Koba, serta anggota Mariska Suoth dan Novli Pelleng mengungkapkan, lokasi Camping Ground Selet Gunung Soputan, menawarkan pengalaman berkemah yang memadukan keindahan alam pegunungan dengan suasana hutan pinus yang sejuk dan asri.
“Dengan dibukanya Champing Ground Selet, diharapkan dapat meningkatkan potensi pariwisata di Minahasa Tenggara, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal melalui peningkatan kunjungan wisatawan.
Jadi, bagi Anda yang tertarik untuk merasakan pengalaman berkemah di kaki Gunung Soputan, Champing Ground Selet siap menyambut kedatangan Anda dengan fasilitas dan keindahan alam yang memukau,” ujar Ransun.
Masyarakat dan pengunjung yang ingin menikmati sajian alam gunung soputan dengan hutan pinusnya, dibebani biaya masuk Rp 10.000 per orang sudah termasuk kendaraan.
Pimpinan BumdesMa Kamang, Ransun menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi kepada pemerintah kecamatan Silian Raya dibawah pimpinan Camat Natalia Tangel, S.Kom, MAP, bersama 10 hukum tua dan jajarannya, atas kerjasama dan dukungan sehingga Camping Ground Selet bisa hadir sebagai destinasi wisata baru terlebih sudah bisa diopersionalkan.
Peliput: Devie Pondaag
Minahasa Tenggara
