7PMNEWS.ID, JAKARTA – Sukses di arena PON, Sumut-Aceh, kembali kontingen tinju Sulawesi Utara memperlihatkan kedidagyaannya dalam ajang bergengsi Tinju Menpora Cup 2025 yang menggema di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 22–26 Juli. Dari tujuh atlet yang diterjunkan, seluruhnya kembali dengan menyumbangkan medali bagi daerah.
Pentas Piala Menpora memiliki bobot yang tinggi karena juga dijadikan ajang seleksi menuju kejuaraan internasional, termasuk SEA Games 2025 di Thailand. Yang membanggakan, tiga petinju Sulut, merebut tiga medali emas, dua perak, dan dua perunggu.
Israellah Bonita Athena Saweho sukses mengamankan emas di kelas 50 Kg usai menaklukkan Rani Balu dari Angkatan Udara dalam laga final, Sabtu (26/7). Kemenangan serupa juga diraih Maria Manguntu di kelas 60 Kg, yang mengalahkan Dominika Dayo dari Nusa Tenggara Timur.
Satu lagi medali emas disumbang oleh Vicky Tahumil Jr yang tampil meyakinkan di kelas 51 Kg dan berhasil menjinakkan perlawanan Krispinus Mariano Wonda dari Bali. Performa cemerlang Vicky dan Israellah pun mengantarkan keduanya sebagai wakil Indonesia ke ajang Kejuaraan Tinju Internasional U-22 di Thailand.
Sementara itu, dua petinju lainnya harus puas meraih medali perak. Nolfy Engkeng yang turun di kelas 60 Kg kembali harus mengakui keunggulan petinju DKI Jakarta, Asry Udin, dalam duel ulangan PON XXI Aceh-Sumut. Phernel Tahumil juga harus rela melepas emas usai dikalahkan Dio Koubanu dari NTT yang lebih berpengalaman dan merupakan peraih medali SEA Games.
Hasil tak kalah membanggakan ditunjukkan oleh Maikel Ratag (kelas 54 Kg) dan Jaczon Tatamang (kelas 63,5 Kg) yang sama-sama merebut medali perunggu. Maikel, yang digadang-gadang sebagai penerus Ricko Kansil, belum mampu menumbangkan mantan petinju Sulut, Aldoms Sugoro dari DKI Jakarta. Sementara Jaczon gagal melaju ke final setelah kalah tipis dari Eliezer Gonzales dari Jawa Barat.
Rentetan prestasi mentereng itu disambut penuh rasa syukur oleh Pelatih Patrick Timbowo bersama Yohanes Banten yang mendampingi para atlet sepanjang turnamen. Apresiasi tinggi juga disampaikan oleh Manajer Tim Pengky Simbar, yang menilai ini sebagai awal cerah bagi regenerasi tinju Sulut.
Ajang ini juga menandai kiprah awal Perbati, organisasi tinju yang digadang-gadang menggantikan Pertina di kancah internasional pasca dicoretnya dari Komite Olimpiade Internasional. Meski belum sepenuhnya terbentuk di tingkat provinsi, Perbati disebut-sebut sebagai jembatan baru menuju SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade. (kres)