7PMNEWS.ID, MANADO-Masa penerimaan CPNS tahun 2025 kini tengah berlangsung serentak di seluruh Indonesia. Ribuan peserta, termasuk dari Sulawesi Utara, berada dalam berbagai tahapan—ada yang masih mempersiapkan diri, ada yang sedang mengikuti seleksi, dan bahkan ada yang telah mengikuti ujian dan dinyatakan lulus maupun belum lulus.
Proses seleksi menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test)—sistem ujian berbasis komputer dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang dinilai transparan dan objektif. Para peserta harus menyelesaikan tiga jenis tes: TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), TIU (Tes Intelegensia Umum), dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi).
Namun di balik kecanggihan sistem ini, muncul satu pertanyaan krusial: apakah teknologi mampu menggantikan pentingnya kesiapan mental dan ketangguhan karakter?
Banyak Gagal Bukan Karena Bodoh, Tapi Karena Tak Siap Batin
Menurut Pdt. Barnabas Sumampouw, S.Th., CHt (IACT–CCH USA), CI, Ketua DPD KITA Indonesian Hypnosis Centre (IHC) Sulawesi Utara, kegagalan dalam seleksi CPNS maupun persoalan di dalam birokrasi seringkali bukan karena kurangnya pengetahuan, tapi karena ketidaksiapan menghadapi tekanan mental dan lemahnya penanaman nilai integritas sejak awal. “Banyak CPNS gagal bukan karena bodoh, tapi karena takut. Banyak PNS tersandung bukan karena tak tahu aturan, tapi karena nilai-nilai seperti kejujuran dan tanggung jawab tidak pernah benar-benar ditanam dalam bawah sadar mereka,” tegasnya Kamis (22/5) di Manado.
Hipnosis: Teknologi yang Menyentuh Pikiran Bawah Sadar
Pdt. Barnabas menjelaskan bahwa hipnosis adalah teknologi pikiran (mind technology) yang berfungsi menanamkan nilai secara mendalam ke dalam pikiran bawah sadar. Nilai-nilai seperti loyalitas, kedisiplinan, dan profesionalitas tidak cukup diajarkan—harus ditanamkan dan diaktifkan secara batiniah.
“Kita tidak bisa berharap ASN berkarakter kuat jika nilai-nilai luhur itu hanya berhenti di permukaan kognitif. Hipnosis membantu menanamkannya di akar kepribadian,” jelasnya.
Berapa Biaya Kegagalan Itu?
Walaupun pendaftaran CPNS gratis, peserta tetap mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari bimbel, dokumen administrasi, transportasi, hingga biaya psikologis karena stres dan tekanan mental. Totalnya bisa berkisar Rp500.000 hingga Rp3.000.000 per peserta, tergantung kondisi masing-masing.
Sementara itu, kerugian negara akibat korupsi yang melibatkan ASN sebagaimana dilaporkan KPK selama periode 2020–2024 mencapai lebih dari Rp2,5 triliun.
“Kerugian terbesar bukan hanya uang, tapi hilangnya kepercayaan rakyat kepada birokrasi. Dan semua itu berakar dari nilai yang tidak tertanam dalam,” tambahnya.
Revolusi ASN dari Dalam Harus Dimulai Sekarang
Barnabas menegaskan bahwa birokrasi tidak bisa direformasi hanya dari sisi regulasi atau sistem. Harus dari dalam—dari jiwa para pelayan negara. Dan hipnosis, bila digunakan secara etis dan ilmiah, mampu menjadi alat pembentuk karakter ASN masa depan.
“Kita tidak hanya butuh ASN yang hadir secara administratif. Kita butuh ASN yang hidup secara batin, sadar pengabdian, dan kuat menolak korupsi,” tutupnya.
Tertarik Belajar Hipnosis Secara Legal dan Profesional?
Ingin belajar hipnosis untuk pemberdayaan diri sendiri, keluarga, dan orang lain? Atau ingin menjadi hipnoterapist yang kompeten, profesional, dan legal?
Hubungi:
Indonesian Hypnosis Centre (IHC)
WA: 0813-4662-3443
Email: barnabassumampow@gmail.com